Sunday 11 October 2015

Profil Saudah Binti Zum'ah r.a Sang Pelipur Lara Rasulullah saw

" Tidak ada wanita yang aku cintai kerena berkumpul bersamanya 
selain Saudah binti Zum'ah karena dia memiliki 
keistimewaan yang tidak dimiliki wanita lain "


Kutipan kalimat Rasulullah diatas itu adalah untuk menyatakan keistimewaan Saudah binti Zum'ah ra , siapa sih gerangan Saudah binti Zum'ah itu, yuk kita baca selengkapnya dibawah.. 

  • Profil Saudah binti Zum'ah 


      Nama lengkapnya adalah Saudah binti Zum'ah bin Abdi Syamsin bin Abdud dari suku Quraisy Amiriyah, nasabnya bertemu dengan Rasululllah saw, pada Luay bin Ghalib, diantara keluarganya ia dikenal memiliki otak yang cemerlang dan berpandangan luas. 

      Saudah binti Zum'ah adalah istri Rasulullah saw, yang namanya mungkin tidak sepopuler Khadijah ra dan Aisyah, namun ia adalah wanita yang memiliki martabat dan kedudukan mulia di sisi Allah swt dan Rasul-Nya. Saudah diperistri oleh Rasulullah saw justru pada saat beliau mengalami tekanan-tekanan hebat dari kaum Kafir Quraisy. 

      Rasulullah saw menikahinya bukan karna harta atau kecantikanya, karena memang ia tergolong wanita yang tak cantik dan tak kaya, jika kita membuka kembali lembaran sejarah tentang kehidupan Rasulullah saw dengan Saudah binti Zum'ah kita akan menemukan beberapa keterangan tentang sosok Saudah, Saudah adalah seorang wanita yang tinggi besar, berbadan gemuk, tidak cantik , dan tidak pula kaya. Dia janda yang ditinggal meninggal oleh suaminya. Rasulullah menikahi Saudah binti Zum'ah karena melihat semangat jihad, kecerdasan otaknya dan perjalan hidupnya yang baik, keimanan dan keikhlasannya kepada Allah swt. 

      seperti yang kita ketahui sebelum menikah dengan Rasulullah saw Saudah binti Zum'ah adalah seorang janda beliau menikah dengan Sakran bin Amar, Sakran adalah anak dari paman Saudah sendiri. Keduanya termasuk assabiqunal awwalun atau orang-orang yang pertama kali masuk islam. lebih dahulu dari pada Ummar bin Khatab.

     Keislaman Sakran dan Saudah membuahkan cemoohan dan hinaan, penganiayaan dan pengasingan dari keluarga terdekat mereka. Namun Rasulullah saw selalu mengingatkan kepada mereka agar tetap kokoh berpegang teguh pada akidah. 
   
     Sebagaimana diketahui Rasulullah saw sangat sedih melihat kemalangan yang menimpa para sahabatnya yang selalu mendapatkan penganiayaan oleh kaum kafir quraisy, akhirnya beliau menganjurkan kepada para pengikutnya terutama yang tidak memiliki pelindung dan sudah tidak sanggup lagi bertahan hidup di Mekkah untuk hijrah ke Habasyah (Ethiopia), peristiwa ini terjadi lima tahun setelah Bi'tsah atau dua tahun setelah beliau melakukan dakwah secara terbuka. Sakran dan Saudah ikut pula dan rombongan hijrah menuju ke Habsyah. 

        Dihabasyah mereka disambut dan diperlakukan dengan baik oleh Raja Habasyah yang menganut agama Nasrani. tidak beberapa lama tinggal di Habasyah mereka mendengar bahwa kaum musyrikin telah menghentikan permusuhan dan pengejarannya, akhirnya sebagian dari kaum muslimin memutuskan kembali ke kota Mekkah tetapi kenyataan membuktikan,berita tersebut hanyalah berupa kebohongan belaka untuk mempengaruhi kaum muslimin agar kembali ke kota Mekkah. diantara rombongan yang kembali ke kota Mekkah Sakran ikut didalam rombongan tersebut, sementara Saudah menyusul kemudian. namun dalam perjalan kembali ke kota Mekkah Sakran jatuh sakit karena kelaparan dan akhirnya meninggal dunia ditengah perjalanan ke kota mekkah.

   Betapa sedih saudah ketika mendengar suaminya meninggal dunia. Melihat kenyataan bahwa kekejaman kaum musyrikin quraisy semakin merajalela akhirnya ia kembali ke rumah ayahnya Zum'ah bin Qais yang masih musyrik, dan diterima baik oleh ayahnya. 


  • Pernikahan dengan Rasulullah saw 


    Berawal ketika Khaulah binti Hakim salah satu mujahid wanita yang pertama masuk islam, yang berusaha mencarikan istri untuk Rasulullah saw, Khaulah sangat memaklumi kondisi Rasulullah saw yang sangat membutuhkan pendamping yang nantinya akan menjaga dan mengawasi serta mengasuh putri-putri beliau.

   Akhirnya Khaulah memberanikan diri untuk menyampaikan kepada Rasulullah saw : " tidak kah engkau ingin menikah lagi ya Rasul " 

beliaupun menjawab " Siapakah yang kau pilih untukku " ? 

Khaulah menjawab , " Jika engkau menginginkan seorang gadis , maka ia adalah Aisyah binti Abu Bakar dan jika engkau inginkan adalah seorang janda, maka dia adalah Saudah binti Zum'ah." 

Rasulullah saw memilih kedua-duanya, tetapi karena ketika itu Aisyah ra masih terlalu kecil, maka beliau mendahulukan Saudah untuk dinikahi.

    Saudah memiliki kelembuatan dan kesabaran yang dapat menghibur Rasulullah saw, Saudah sendiri tidak banyak mengharap tentang kedudukan dirinya dihati Rasulullah saw seperti kedudukan Khadijah di hati beliau. beberapa bulan berada dirumah Rasulullah saw, keakraban dan keharmonisan mulai terjalin antara dirinya dengan Rasulullah saw dia jalankan tugas utamnya merawat Ummu Kultsum dan Fatimah ,mereka berdua pun sangat menghargai dan memperlakukan saudah dengan baik. 

     Namun demikian, pada dasarnya Saudah belum mengisi kekosongan hati Rasulullah saw hingga beliau menikahi Aisyah binti Abu Bakar yang pada saat itu masih sangat belia. 

    Aisyah pernah berkata, " Tidak ada wanita yang aku cintai karena berkumpul bersamanya selain Saudah binti Zum'ah karena dia memiliki keistimewaan yang tidak dimiliki wanita lain " 

     Aisyah juga menceritakan ketika usia Saudah mulai uzur dan Rasulullah saw, ingin menceraikannya dengan baik untuk kebaikan Saudah sendiri , agar tidak banyak masalah dengan istri-istri beliau yang lainnnya. 

akan tetapi, Saudah berkata '' Aku mohon jangan ceraikan aku. aku ingin selalu berkumpul dengan istri-istrimu. aku rela menyerahkan malam-malamku untuk Aisyah. aku sudah tidak menginginkan apa-apa lagi sebagaimana yang biasa dinginkan wanita",Rasul pun mengurungkan niatnya. 

Dengan kepribadian yang agung yang melekat pada dirinya, Saudah ra mampu memosisikan dirinya dalam posisi ganda, Ia menjadi pengganti ibu putri-putri Rasulullah saw, ia pun menjadi pelipur lara Rasulullah saw, di saat ditinggal oleh istri tercintanya Khadijah ra.

Setelah Rasulullah saw meninggal dunia, saudah banyak menenggelamkan diri dalam beribadah kepada Allah swt, kamarnya adalah tempat yang nyaman baginya untuk mendekatkan diri kepada Allah swt . Saudah wafat pada masa kekhalifahan Umar bin Khattab pada tahun ke 19 hijriah.  

     Itulah Profil dan sepenggal kisah dari Saudah binti Zum'ah istri Rasulullah saw yang sangat mencitai suaminya, dan tidak menginginkan apapun dari suami yang dicintainya, hanya keridhoan dan keikhlasan dari suaminya saja yang dia harapkan. Semoga bermanfaat.  





M.Badrud Lamam; " Beginilah Rasulullah Menggauli istri-istrinya" , Masmedia Buana Pusaka ; Waru-Sidoarjo . 
         

0 komentar

Post a Comment