KATA PENGANTAR
Puji syukur senantiasa kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,
karena atas rahmat dan karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul "PENTINGNYA BERILMU”
Semoga makalah ini dapat memberikan kontribusi positif dan bermakna dalam
proses perkuliahan. Dari lubuk hati yang paling dalam, sangat disadari bahwa
makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, saran dan kritik yang
membangun sangat kami harapkan.
Terakhir, ucapan terima kasih kami sampaikan kepada semua pihak yang
telah membantu kami dalam menyelesaikan makalah ini. Selain itu, kami juga
berterima kasih kepada para penulis yang tulisannya kami kutip sebagai bahan
rujukan.
Pangkah , Oktober 2015
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Jumlah Penduduk Indonesia sekarang ini kurang lebih 250 ribu juta orang.
Mayoritas dari penduduk Indonesia berada dalam garis kemiskinan. Karena kondisi
mereka yang berada dalam garis kemiskinan, mereka sering sekali mengabaikan
masalah pendidikan, mereka tidak memperdulikan tentang pentingnya ilmu. Mereka
menghabiskan waktu mereka hanya untuk mencari sesuap nasi tanpa meluamgkan
waktu untuk mencari ilmu.
Kondisi ini juga tidak mutlak bahwa orang yang berada dalam garis
kemiskinan malas untuk mencari ilmu, sebagian dari pelajar kita yang mungkin
bisa dikatakan orang kecukupan. Mereka pun sering sekali mengabaikan
pendidikannya. Mereka pergi ke sekolah hanya untuk main-main bersama
teman-teman mereka, sehingga mereka pun sering sekali terlibat tawuran antar
siswa sekolah. Mereka harusnya bersyukur bahwa mereka dapat mengenya,
pendidikan.
Dilatarbelakangi masalah ini maka saya akan menulis makalah tentang
Pentingnya Ilmu.
B.
Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan makalah ini yaitu guna memenuhi tugas Mata Pelajaran Akidah Akhlak , dan juga
menambah pengetahuan penulis tentang “Pentingnya Berilmu”.
C. Rumusan Masalah
1. Pentingnya Ilmu
2. Adab Menuntut Ilmu
3. Kewajiban Menuntut Ilmu
4. Kewajiban Mengamalkan Ilmu
BAB II
LANDASAN TEORI
Pengertian
Ilmu
Ilmu
pengetahuan adalah seluruh usaha sadar untuk
menyelidiki, menemukan, dan meningkatkan pemahaman manusia dari berbagai segi
kenyataan dalam alam manusia .
Syarat-syarat
ilmu
Berbeda
dengan pengetahuan, ilmu merupakan pengetahuan khusus
tentang apa penyebab sesuatu dan mengapa. Ada persyaratan ilmiah sesuatu dapat disebut sebagai ilmu. Sifat ilmiah sebagai persyaratan
ilmu banyak terpengaruh paradigma ilmu-ilmu alam yang telah ada lebih dahulu.
1. Objektif. Ilmu harus memiliki objek kajian yang terdiri dari satu golongan
masalah yang sama sifat hakikatnya, tampak dari luar maupun bentuknya dari
dalam. Objeknya dapat bersifat ada, atau mungkin ada karena masih harus diuji
keberadaannya. Dalam mengkaji objek, yang dicari adalah kebenaran, yakni
persesuaian antara tahu dengan objek, sehingga disebut kebenaran objektif;
bukan subjektif berdasarkan subjek peneliti atau subjek penunjang penelitian.
2. Metodisadalah upaya-upaya yang dilakukan untuk meminimalisasi kemungkinan
terjadinya penyimpangan dalam mencari kebenaran. Konsekuensinya, harus ada cara
tertentu untuk menjamin kepastian kebenaran. Metodis berasal dari bahasa Yunani
“Metodos” yang berarti: cara, jalan. Secara umum metodis berarti metode
tertentu yang digunakan dan umumnya merujuk pada metode ilmiah.
3. Sistematis. Dalam perjalanannya mencoba mengetahui dan menjelaskan suatu objek, ilmu
harus terurai dan terumuskan dalam hubungan yang teratur dan logis sehingga
membentuk suatu sistem yang berarti secara utuh, menyeluruh, terpadu , dan
mampu menjelaskan rangkaian sebab akibat menyangkut objeknya. Pengetahuan yang
tersusun secara sistematis dalam rangkaian sebab akibat merupakan syarat ilmu
yang ketiga.
4. Universal. Kebenaran yang hendak dicapai adalah kebenaran universal yang bersifat
umum (tidak bersifat tertentu). Contoh: semua segitiga bersudut 180º. Karenanya
universal merupakan syarat ilmu yang keempat. Belakangan ilmu-ilmu sosial
menyadari kadar ke-umum-an (universal) yang dikandungnya berbeda dengan
ilmu-ilmu alam mengingat objeknya adalah tindakan manusia. Karena itu untuk
mencapai tingkat universalitas dalam ilmu-ilmu sosial, harus tersedia konteks
dan tertentu pula.
Ilmu pengetahuan dibagi
menjadi 2 acam :
- Ilmu pengetahuan exacta (nyata)
- Ilmu pengetahuan abstrak (tanpa wujud)
Kedua ilmu pengetahuan ini berasal dari penerapan indera. Semua ilmu pengetahuan baik exacta atau yang abstrak ada jalan untuk mempelajarinya yaitu:
- langsung atau tidak dibutuhkan guru,
- banyak atau sedikit dipergunakan buku,
- dasar pelajaran diletakkan pada kecerdasan otak.
Hasil pelajaran dari ilmu pengetahuan exacta atau nyata yaitu pengertian nyata, sedangkan hasil pelajaran dari ilmu pengetahuan abstrak yaitu pengertian rohani. Pengertian nyata tentang hukum-hukum alam dapat menuntun kita menyingkap rahasia alam misalkan tentang bulan, bintang, matahari, planet, atau air, tumbuhan, dll. Tetapi pengertian rohani tidak mampu menuntun kita untuk mengungkap rahasia rohani atau rahasia ketuhanan. Pengertian rohani sifatnya adalah mati sedangkan rahasia ketuhanan adalah rahasia yang sifatnya hidup atau disebut juga “Daya Hidup”. Mengapa kita katakan bahwa pengertian rohani bersifat mati, artinya ilmu pengetahuan abstrak sebatas pengertian rohani dalam diri kita itu tidak bisa tumbuh dan tidak bisa bertambah dengan sendirinya, selain dari diri kita yang berusaha untuk menambahnya dengan :
- banyak membaca
- menambah pelajaran
- mengadakan diskusi dan lain sebagainya.
- Ilmu pengetahuan exacta (nyata)
- Ilmu pengetahuan abstrak (tanpa wujud)
Kedua ilmu pengetahuan ini berasal dari penerapan indera. Semua ilmu pengetahuan baik exacta atau yang abstrak ada jalan untuk mempelajarinya yaitu:
- langsung atau tidak dibutuhkan guru,
- banyak atau sedikit dipergunakan buku,
- dasar pelajaran diletakkan pada kecerdasan otak.
Hasil pelajaran dari ilmu pengetahuan exacta atau nyata yaitu pengertian nyata, sedangkan hasil pelajaran dari ilmu pengetahuan abstrak yaitu pengertian rohani. Pengertian nyata tentang hukum-hukum alam dapat menuntun kita menyingkap rahasia alam misalkan tentang bulan, bintang, matahari, planet, atau air, tumbuhan, dll. Tetapi pengertian rohani tidak mampu menuntun kita untuk mengungkap rahasia rohani atau rahasia ketuhanan. Pengertian rohani sifatnya adalah mati sedangkan rahasia ketuhanan adalah rahasia yang sifatnya hidup atau disebut juga “Daya Hidup”. Mengapa kita katakan bahwa pengertian rohani bersifat mati, artinya ilmu pengetahuan abstrak sebatas pengertian rohani dalam diri kita itu tidak bisa tumbuh dan tidak bisa bertambah dengan sendirinya, selain dari diri kita yang berusaha untuk menambahnya dengan :
- banyak membaca
- menambah pelajaran
- mengadakan diskusi dan lain sebagainya.
Dasar-Dasar
Ilmu
A.
Ontologi
Setelah
mengutip beberapa pendapat ahli mengenai pengertian ontologi, Amsal Bakhtiar
menyimpulkan sebagai berikut.
I.
Menurut bahasa, ontologi berasal dari
bahasa Yunani yaitu On/Ontos = ada, danLogos =
Ilmu. Jadi ontologi adalah ilmu tentang yang ada.
II.
Menurut istilah, ontologi adalah ilmu
yang membahas tentang hakekat yang ada, yang merupakan ultimate reality baik
yang berbentuk jasmani (kongkret) maupun rohani (abstrak).
Dalam
pemahaman ontologi, ditemukan pandangan-pandangan pokok pemikiran sebagai
berikut.
1.
Monoisme
Paham
ini menganggap bahwa hakekat yang berasal dari keseluruhan itu hanyalah satu
saja, tidak mungkin dua. Haruslah satu hakekat saja sebagai sumber yang asal,
baik yang asal berupa materi ataupun berupa rohani. Istilah monisme oleh Thomas
Davidson disebut dengan block universe. Paham ini kemudian terbagi
ke dalam dua aliran:
a.
Materialisme
Aliran
ini menganggap bahwa sumber yang asal itu adalah materi, bukan rohani. Aliran
yang sering juga disebut dengan naturalisme beranggapan bahwa zat mati
merupakan kenyataan dan satu-satunya fakta. Yang ada hanyalah materi, yang
lainnya (jiwa dan ruh) tidaklah merupakan suatu kenyataan yang berdiri sendiri.
Jiwa dan ruh itu hanyalah merupakan akibat saja dari proses gerakan kebenaran
dengan salah satu cara tertentu.
Dalam
perkembangannya, sebagai aliran yang paling tua, paham ini timbul tenggelam
seiring roda kehidupan manusia yang selalu diwarnai oleh filsafat dan agama.
Alasan mengapa aliran ini dapat berkembang, sehingga memperkuat dugaan bahwa
yang merupakan hakekat adalah:
·
Pada pikiran yang masih sederhana, apa
yang kelihatan yang dapat diraba, biasanya dijadikan kebenaran terakhir.
·
Penemuan-penemuan menunjukkan betapa
bergantungnya jiwa pada badan. Oleh sebab itu, peristiwa jiwa selalu dilihat
sebagai peristiwa jasmani
·
Dalam sejarahnya, manusia memang
bergantung pada benda seperti padi.
b.
Idealisme
Idealisme
diambil dari kata “idea” yaitu sesuatu yang hadir dalam jiwa. Aliran ini
beranggapan bahwa hakekat kenyataan yang beraneka ragam itu semua berasal dari
ruh atau sejenisnya, yaitu sesuatu yang tidak berbentuk dan menempati ruang.
Alasan aliran ini yang menyatakan bahwa hakekat benda adalah ruhani, spirit dan
sebagainya adalah:
·
Nilai ruh lebih tinggi dari badan, lebih
tinggi nilainya dari materi bagi kehidupan manusia. Ruh itu dianggap sebagai
hakekat sebenarnya.
·
Manusia lebih dapat memahami dirinya
daripada dunia luar dirinya
·
Materi adalah kumpulan energi yang
menempati ruang. Benda tidak ada, yang ada energi itu saja.
2.
Dualisme
Aliran
ini memandang bahwa hakekat itu ada dua. Aliran ini berpendapat bahwa benda
terdiri dari dua macam hakekat sebagai asal sumbernya yaitu hakekat materi dan
hakekat ruh. Materi bukan berasal dari ruh, dan ruh bukan berasal dari benda.
Keduanya sama-sama hakekat.
3.
Pluralisme
Paham
ini berpandangan bahwa segenap macam bentuk merupakan kenyataan. Pluralisme
bertolak dari keseluruhan dan mengakui bahwa segenap macam bentuk itu semuanya
nyata. Pluralisme dalam Dictionary of Philosophy and Religion dikatakan
sebagai paham yang menyatakan bahwa kenyataan alam ini tersusun dari banyak
unsur, lebih dari satu atau dua entitas.
4.
Nihilisme
Nihilisme
berasal dari bahasa latin yang berarti tidak ada. Doktrin tentang nihilisme
sudah ada semenjak zaman Yunani Kuno, yaitu pada pandangan Gorgias yang
memberikan tiga proposisi tentang realitas.
I.
Tidak ada sesuatupun yang eksis.
Realitas itu sebenarnya tidak ada.
II.
Bila sesuatu itu ada, ia tidak dapat
diketahui.
III.
Sekalipun realitas itu dapat kita
ketahui, ia tidak akan dapat kita beritahukan kepada orang lain.
5.
Agnostisisme
Paham
ini mengingkari kesanggupan manusia untuk mengetahui hakekat benda, baik itu
hakekat materi maupun hakekat ruhani. Kata agnostosisme berasal dari
bahasa Grik Agnostos yang berarti unknown. Timbulnya
aliran ini dikarenakan belum dapatnya orang mengenal dan mampu menerangkan
secara kongkret akan adanya kenyataan yang berdiri sendiri dan dapat kita
kenal. Aliran ini dengan tegas menyangkal adanya suatu kenyataan mutlak yang
bersifat trancendent. Jadi agnostisisme adalah paham pengingkaran
atau penyangkalan terhadap kemampuan manusia mengetahui hakekat benda baik
materi maupun ruhani.
B.
Epistimologi
Epistimologi
atau teori pengetahuan ialah cabang filsafat yang berurusan dengan hakekat dan
lingkup pengetahuan, pengandaian-pengandaian, dan dasar-dasarnya serta
pertanggungjawaban atas pernyataan mengenai pengetahuan yang dimiliki.
Pengetahuan yang diperoleh manusia melalui akal, indera, dan lain-lain
mempunyai metode tersendiri dalam teori pengetahuan, di antaranya adalah.
1.
Metode Induktif
Induksi
adalah suatu metode yang menyimpulkan pernyataan-pernyataan hasil observasi
disimpulkan dalam suatu pernyataan yang lebih umum.
2.
Metode Deduktif
Deduksi
adalah suatu metode yang menyimpulkan bahwa data-data empirik diolah
lebih lanjut dalam suatu sistem pernyataan yang runtut. Hal-hal yang harus ada
dalam metode deduktif adalah adanya perbandingan logis antara
kesimpulan-kesimpulan itu sendiri. Ada penyelidikan bentuk logis teori itu
dengan tujuan apakah teori itu bersifat empiris atau ilmiah, ada perbandingan
dengan teori-teori lain dan ada pengujian teori dengan jalan menerapkan secara
empiris kesimpulan-kesimpulan yang bisa ditarik dari teori tersebut.
3.
Metode Positivisme
Metode
yang dikeluarkan oleh August Comte ini berpangkal dari apa yang telah
diketahui, yang faktual, yang positif. Ia mengenyampingkan segala uraian atau
persoalan di luar yang ada sebagai fakta. Oleh karena itu, metode ini menolak
metafisika. Apa yang diketahui secara positif, adalah segala yang tampak dan
segala gejala.
4.
Metode Kontemplatif
Metode
ini mengatakan adanya keterbatasan indera dan akal manusia untuk memperoleh
pengetahuan, sehingga objek yang dihasilkan pun akan berbeda-beda harusnya
dikembangkan suatu kemampuan akal yang disebut dengan intuisi.
5.
Metode Dialektis
Dalam
filsafat, dialektika mula-mula berarti metode tanya jawab untuk mencapai
kejernihan filsafat. Kini, dialektika berarti tahap logika, yang mengajarkan
kaidah-kaidah dan metode-metode penuturan, juga analisis sistematik tentang
ide-ide untuk mencapai apa yang terkandung dalam pandangan. Dalam kehidupan
sehari-hari, dialektika berarti kecakapan untuk melakukan perdebatan. Dalam
teori pengetahuan, ini merupakan bentuk pemikiran yang tidak tersusun dari satu
pikiran, tetapi pemikiran itu seperti dalam percakapan, bertolak paling kurang
dua kutub.
C.
Aksiologi
Aksiologi
berasal dari perkataan axios yang berarti nilai, dan logos yang
berarti teori. Jadi aksiologi adalah teori tentang nilai. Menurut Suriasumatri,
aksiologi adalah teori nilai yang berkaitan dengan kegunaan dari ilmu
pengetahuan yang diperoleh.
Amsal
bakhtiar telah mengutip beberapa pendapat ahli mengenai definisi aksiologi dan
menyimpulkan bahwa dalam aksiologi, permasalahan utama adalah mengenai nilai.
Nilai yang dimaksud adalah sesuatu yang dimiliki manusia untuk melakukan
berbagai pertimbangan tentang apa yang dinilai. Teori tentang nilai yang dalam
filsafat mengacu kepada permasalahan etika dan estetika.
Makna
“etika” dipakai dalam dua bentuk arti. Pertama, etika merupakan suatu kumpulan
pengetahuan mengenai penilaian terhadap perbuatan-perbuatan manusia. Kedua,
etika merupakan suatu predikat yang dipakai untuk membedakan hal-hal,
perbuatan-perbuatan, atau manusia-manusia yang lain.
Etika
menilai perbuatan manusia, maka lebih tepat kalau dikatakan bahwa objek formal
etika adalah norma-norma kesusilaan manusia. Dapat dikatakan pula bahwa etika
mempelajari tingkah laku manusia ditinjau dari segi baik dan tidak baik di
dalam suatu kondisi yang normatif, yaitu kondisi yang melibatkan norma-norma.
Estetika
berkaitan dengan nilai tentang pengalaman keindahan yang dimiliki oleh manusia
terhadap lingkungan dan fenomena di sekelilingnya. Menurut Kattsoff (2004)
estetika merupakan suatu teori yang meliputi, (1) penyelidikan mengenai yang
indah, (2) penyelidikan mengenai prinsip-prinsip yang mendasari seni, dan (3)
pengalaman yang bertalian dengan seni, termasuk di dalamnya masalah penciptaan
seni, penilaian terhadap seni dan perenungan terhadap seni.
Pembagian
ilmu secara formal & non formal
1.formal
artinya kita di tuntut mencari ilmu di lembaga pendidikan seperti sekolah dan
kuliah dengan seperti ini kita pasti bisa banyak pengalaman dari teman guru
dosen jadi mini sangat penting buat kita.
2.informal artinya kita
di tuntut mencari ilmu melalu diri kita sendiri dengan membaca menulis dan
melalui pengalaman kita sendiri ini menganut sistem OTODIDAK jadi kita harus
mencari ilmu dengan diri sendiri tanpa meminta bantuan orang lain by myself
saja jadi memang seharusnya ada dukungan dengan belajar dari diri sendiri tak
harus melalui orang lain.
3.non formal artinya kita penting untuk mencari ilmu di luar sekolah dan selain dari diri kita kita bisa mencari ilmu lewat kursusan atau ikut majlis majlis ajian kitab jadi dengan ini kita bisa banyak punya ilmu sehingga sedikit demi sedikit kita punya ilmu yang banyak dan bermanfaat.
Hadits menuntut ilmu
3.non formal artinya kita penting untuk mencari ilmu di luar sekolah dan selain dari diri kita kita bisa mencari ilmu lewat kursusan atau ikut majlis majlis ajian kitab jadi dengan ini kita bisa banyak punya ilmu sehingga sedikit demi sedikit kita punya ilmu yang banyak dan bermanfaat.
Hadits menuntut ilmu
سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُوْلُ: مَنْ سَلَكَ طَرِيْقًا يَبْتَغِىْ فِيْهِ عِلْمًا سَهَّلَ اللهُ لَهُ طَرِيْقًا اِلَى الْجَنَّةِ وَإِنَّ الْمَلاَ ئِكَةَ لَتَضَعُ أَجْنِحَتَهَا رِضَاءً لِطَلِبِ الْعِلْمِ وَإِنَّ الْعَالِمَ لَيَسْتَغْفِرُلَهُ مَنْ فِى السَّمَوَاتِ وَمَنْ فِى الاَرْضِ حَتَّى الْحِيْتََانُ فِى الْمَإِ وَفَضْلُ الْعَالِمِ عَلَىالْعَابِدِ كَفَضْلِ الْقَمَرِ عَلَى سَائِرِالْكَوَاكِبِ إِنَّ الْعُلَمَاءَ وَرَثَةُ الأَنْبِيَاءَ إِنَّ الأَنْبِيَاءَ لَمْ يُوَرِّثُوْا دِيْنَاَرًا وَلادِرْهَمًا إِنَّمَا وَرَثُوْا الْعِلْمَ فَمَنْ أَخَذَ بِهِ اَخَذَ بِحَظِّ وَا فِرٍ (رواه أبو داود و الترميذى وله اللفظ )
Artinya:
Aku
telah mendengar Rosulullah saw, bersabda:barang siapa yang menempuh suatu jalan
dalam rangka menuntut ilmu,niscahya Allah akan memudahkan baginya jalan menuju
ke surga.sesungguhnya para Malaikat benar-benar meletakkan sayapnya karena rida
kepada penuntut ilmu. Sesungguhnya orang alim itu benar-benar dimintakan
ampunan 0leh semua makhluk di langit dan dibumi hingga ikan-ikan yang ada di
air.keutamaan orang yang alim atas yang ahli ibadah seperti keutamaan rembulan
atas semua bintang-bintang.sesungguhnya ulama itu adalah pewaris
nabi:sesungguhnya para nabi tidak mewariskan dinar dan tidak pula dirham
melainkan mereka hanya mewariskan ilmu. Maka barang siapa yang mengambil ilmu
bagian yang berlimpah.
Keterangan:
Abu
darda tinggal di damaskus, lalu datang kepadanya seorang lelaki dari madinah.
Abu Darda berkata kepadanya, ‘apakah gerangan yang memenyebabkan engkau datang
kemari?” lelaki itu menjawab,” tiadalah aku datang kemari melainkan karena
suatu hadis yang pernah kudengar darimu. “selanjutnya abu darda menceritakan hadis
ini.
Para
malaikat yang dimaksud di dalam hadis ini adalah yang telah disebutkan dalam
hadis sebelumnya. Mereka berhenti dan mengelilingi orang-orang yang sedang
menuntut ilmu untuk memperoleh bagian dari rahmat Allah yang diturunkan kepada
mereka dan cahayanya. Demikian itu mereka lakukan mereka rida terhadap
perbuatan orang-orang yang sedang menuntut ilmu dan sebagi penghormatan
buatannya.
Yang
dimaksud dengan penuntut ilmu ialah penuntut ilmu yang mengamalkan ilmunya.
Makhluk
yang dilangit, maksudnya ialah para malaikat yang ada dilangit, mereka membaca
tasbih seraya memuji Rabb mereka dan memintakan ampunan buat orang-orang yang
dibumi. Makhluk yang dibumi, maksudnya manusia, jin dan hewan.
Al-Hiitaan,
ikan-ikan;permohonan ampun ole semua makhluk yang telah disebutkan buat orang
yang alim, maksudnya mereka mendoakannya. Demikian itu karena orang yang alim
dengan bimbingan dengan petunjuknya kepada manusia menyebabkan ia disukai Allah
SWT. Apabila Allah menyukainya, maka turut mencintainya pula semua malaikat dan
makhluknya dan apabila mereka mencintainya maka mereka pasti mendoakannya. Hal
ini ingsaAllah akan kami sebutkan dalam bab akhlak.
وَعَنْهُ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَامَاتَ ابْنُ آدَمَ انْقَطَعَ عَمَلُهُ إِلَّا مِنْ ثَلاثٍ: صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ, أَوْعِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ, اَوْوَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُوْلَهُ (رواه المسلم)
Artinya:
Dari
Abu Hurairah r.a, dai berkata: ” Rosulullah saw bersabda: Apabila anak adam
meninggal dunia, terputuslah ilmunya kecuali tiga perkara, yaitu: sedekah
jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan anak sholih yang mendo’akannya. (HR. Muslim)
Pengesahan
hadits:
Diriwayatkan
oleh Muslim (1631)
Kandungan
Hadits:
·
Anjuran untuk mempersiapkan bekal
sebelum mati dengan amal-amal shalih.
·
Amal-amal shalih yang manfaatnya tetap
berlanjut setelah orangnya meninggal dunia, maka pahalanya tetap mengalir
kepadanya.
·
Anjuran agar melaksanakan amal kebaikan
dengan cara wakaf, seperti membangun masjid, madrasah, membuat sumur, Hatau
menanam pohon. Semuanya itu merupakan sedekah jariyah.
·
Disunahakan mengajarkan ilmu dan
menyusun kitab-kitab yang bermanfaat. Itulah diantara ilmu nafi’ (yang
bermanfaat) yang pahalanya tetap berlangsung sepanjang zaman.
·
Anjuran untuk mendidik anak dan
mengajari mereka perkara yang fardhu dan sunnah, serta adab sopan santun agar
mereka menjadi orang-orang shalih.
Hadits
وَعَنْ اَبِيْ اُمَامَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ اَنَّّ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ :{ فَضْلُ الْعَالِمِ عَلَى الْعَابِدِ كَفَضْلِي عَلَى اَدْنَاكُمْ} ثُمَََّ قَاَلَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: {إِنَّ اللهَ وَ مَلائِكَتَهُ وَاَهْلَ السَّمَاوَاتِ وَالاَرْضِ حَتَّى النَّمْلَةَ فِي جُحْرِهَاوَحَتَّى الْحُوْتَ لَيَصَلُّوْنَ عَلَى مُعَلِّمِي النَّاسِ الْخَيْرَ} (رواه الترميذىوقال حديث حسن)
Artinya:
Dari
abu Ummah r.a. bahwasannya Rosululloh saw bersabda: ” keutamaan orang berilmu
terhadap seorang ahli ibadah seperti keutamaan aku terhadap orang yang paling
rendah diantara kamu.” Selanjutnya, Rosululloh saw bersabda: “Sesungguhnya
Alloh, para Malaikat-Nya serta penghuni langit dan bumi hingga semut yang
berada didalam lubangnya dan ikanpun benar-benar bersholawat untuk mereka yang
mengajarkan kebaikan kepada orang-orang”. (H.R. At-Tarmidzi. Dia berkata: “Hadits
hasan”)
makhluk
di langit dan dibumi hingga ikan-ikan yang ada di air.keutamaan orang yang alim
atas yang ahli ibadah seperti keutamaan rembulan atas semua
bintang-bintang.sesungguhnya ulama itu adalah pewaris nabi:sesungguhnya para
nabi tidak mewariskan dinar dan tidak pula dirham melainkan mereka hanya
mewariskan ilmu. Maka barang siapa yang mengambil ilmu bagian yang berlimpah.
Keterangan:
Abu
darda tinggal di damaskus, lalu datang kepadanya seorang lelaki dari madinah.
Abu Darda berkata kepadanya, ‘apakah gerangan yang memenyebabkan engkau datang
kemari?” lelaki itu menjawab,” tiadalah aku datang kemari melainkan karena
suatu hadis yang pernah kudengar darimu. “selanjutnya abu darda menceritakan
hadis ini.
Para
malaikat yang dimaksud di dalam hadis ini adalah yang telah disebutkan dalam
hadis sebelumnya. Mereka berhenti dan mengelilingi orang-orang yang sedang
menuntut ilmu untuk memperoleh bagian dari rahmat Allah yang diturunkan kepada
mereka dan cahayanya. Demikian itu mereka lakukan mereka rida terhadap
perbuatan orang-orang yang sedang menuntut ilmu dan sebagi penghormatan
buatannya.
Yang
dimaksud dengan penuntut ilmu ialah penuntut ilmu yang mengamalkan ilmunya.
Makhluk
yang dilangit, maksudnya ialah para malaikat yang ada dilangit, mereka membaca
tasbih seraya memuji Rabb mereka dan memintakan ampunan buat orang-orang yang
dibumi. Makhluk yang dibumi, maksudnya manusia, jin dan hewan.
Al-Hiitaan,
ikan-ikan;permohonan ampun ole semua makhluk yang telah disebutkan buat orang
yang alim, maksudnya mereka mendoakannya. Demikian itu karena orang yang alim
dengan bimbingan dengan petunjuknya kepada manusia menyebabkan ia disukai Allah
SWT. Apabila Allah menyukainya, maka turut mencintainya pula semua malaikat dan
makhluknya dan apabila mereka mencintainya maka mereka pasti mendoakannya. Hal
ini ingsaAllah akan kami sebutkan dalam bab akhlak.
وَعَنْهُ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَامَاتَ ابْنُ آدَمَ انْقَطَعَ عَمَلُهُ إِلَّا مِنْ ثَلاثٍ: صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ, أَوْعِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ, اَوْوَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُوْلَهُ (رواه المسلم)
Artinya:
Dari
Abu Hurairah r.a, dai berkata: ” Rosulullah saw bersabda: Apabila anak adam
meninggal dunia, terputuslah ilmunya kecuali tiga perkara, yaitu: sedekah
jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan anak sholih yang mendo’akannya. (HR. Muslim)
Pengesahan
hadits:
Diriwayatkan
oleh Muslim (1631)
Kandungan
Hadits:
·
Anjuran untuk mempersiapkan bekal
sebelum mati dengan amal-amal shalih.
·
Amal-amal shalih yang manfaatnya tetap berlanjut
setelah orangnya meninggal dunia, maka pahalanya tetap mengalir kepadanya.
·
Anjuran agar melaksanakan amal kebaikan
dengan cara wakaf, seperti membangun masjid, madrasah, membuat sumur, Hatau
menanam pohon. Semuanya itu merupakan sedekah jariyah.
·
Disunahakan mengajarkan ilmu dan
menyusun kitab-kitab yang bermanfaat. Itulah diantara ilmu nafi’ (yang
bermanfaat) yang pahalanya tetap berlangsung sepanjang zaman.
·
Anjuran untuk mendidik anak dan
mengajari mereka perkara yang fardhu dan sunnah, serta adab sopan santun agar
mereka menjadi orang-orang shalih.
Hadits
وَعَنْ اَبِيْ اُمَامَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ اَنَّّ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ :{ فَضْلُ الْعَالِمِ عَلَى الْعَابِدِ كَفَضْلِي عَلَى اَدْنَاكُمْ} ثُمَََّ قَاَلَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: {إِنَّ اللهَ وَ مَلائِكَتَهُ وَاَهْلَ السَّمَاوَاتِ وَالاَرْضِ حَتَّى النَّمْلَةَ فِي جُحْرِهَاوَحَتَّى الْحُوْتَ لَيَصَلُّوْنَ عَلَى مُعَلِّمِي النَّاسِ الْخَيْرَ} (رواه الترميذىوقال حديث حسن)
Artinya:
Dari
abu Ummah r.a. bahwasannya Rosululloh saw bersabda: ” keutamaan orang berilmu
terhadap seorang ahli ibadah seperti keutamaan aku terhadap orang yang paling
rendah diantara kamu.” Selanjutnya, Rosululloh saw bersabda: “Sesungguhnya
Alloh, para Malaikat-Nya serta penghuni langit dan bumi hingga semut yang
berada didalam lubangnya dan ikanpun benar-benar bersholawat untuk mereka yang
mengajarkan kebaikan kepada orang-orang”. (H.R. At-Tarmidzi. Dia berkata:
“Hadits hasan”)
Doa menuntut ilmu
سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُوْلُ: مَنْ سَلَكَ طَرِيْقًا يَبْتَغِىْ فِيْهِ عِلْمًا سَهَّلَ اللهُ لَهُ طَرِيْقًا اِلَى الْجَنَّةِ وَإِنَّ الْمَلاَ ئِكَةَ لَتَضَعُ أَجْنِحَتَهَا رِضَاءً لِطَلِبِ الْعِلْمِ وَإِنَّ الْعَالِمَ لَيَسْتَغْفِرُلَهُ مَنْ فِى السَّمَوَاتِ وَمَنْ فِى الاَرْضِ حَتَّى الْحِيْتََانُ فِى الْمَإِ وَفَضْلُ الْعَالِمِ عَلَىالْعَابِدِ كَفَضْلِ الْقَمَرِ عَلَى سَائِرِالْكَوَاكِبِ إِنَّ الْعُلَمَاءَ وَرَثَةُ الأَنْبِيَاءَ إِنَّ الأَنْبِيَاءَ لَمْ يُوَرِّثُوْا دِيْنَاَرًا وَلادِرْهَمًا إِنَّمَا وَرَثُوْا الْعِلْمَ فَمَنْ أَخَذَ بِهِ اَخَذَ بِحَظِّ وَا فِرٍ (رواه أبو داود و الترميذى وله اللفظ )
Artinya:
Aku telah mendengar
Rosulullah saw, bersabda:barang siapa yang menempuh suatu jalan dalam rangka
menuntut ilmu,niscahya Allah akan memudahkan baginya jalan menuju ke
surga.sesungguhnya para Malaikat benar-benar meletakkan sayapnya karena rida
kepada penuntut ilmu. Sesungguhnya orang alim itu benar-benar dimintakan
ampunan 0leh semua
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Allah telah memberikan
anugerah yang cukup besar kepada manusia yaitu akal dan pikiran. Dengan
akal manusia bisa mencari tahu sesuatu hal-hal yang baru. Dengan mencari
sesuatu hal-hal yang baru jika dapat diketahui maka manusia sudah
mendapatkan ilmu . Dengan pikiran manusia dapat membedakan mana yang baik
dan mana buruk Ilmu merupakan suatu jalan untuk menuju ke
syurga. Sebagaimana sabda rasulullah SAW yang artinya :“segala sesuatu
yang ada jalannya dan jalan menuju surga adalah ilmu” orang yang paling utama
diantara manusia adalah orang mukmin yang mempunyai ilmu,dimana kalau
dibutuhkan(orang)dia membawa manfaat /memberi petunjuk dan dikala sedang
tidak dibutuhkan dia memperkaya /menambah sendiri pengetahuannya.
B.
SARAN
Berikut
saran-saran yang penulis tuaikan dalam tulisan ini sebagai evaluasi penulis
sendiri dan semoga bermanfaat bagi para pembaca. Saran yang penulis ajukan
yaitu: kita sebagai pelajar harus dapat
memanfaatkan waktu yang singkat ini guna menuntut ilmu sebanyak-banyaknya, untuk bekal di hari mendatang dan bekal di akhirat nanti.
Demikian
makalah yang kami tulis sekiranya mohon maaf apabila ada kesalahan dalam
penulisan kami hanya pelajar yang miskin ilmu , kritik dan saran yang membangun
guna perbaikan dimasa mendatang sangat kami harapkan. Terima kasih.
0 komentar
Post a Comment