Sunday, 25 October 2015

MAKALAH PENTINGYA BERILMU

KATA  PENGANTAR

Puji syukur senantiasa kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat dan karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul "PENTINGNYA BERILMU”
Semoga makalah ini dapat memberikan kontribusi positif dan bermakna dalam proses perkuliahan. Dari lubuk hati yang paling dalam, sangat disadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun sangat kami harapkan.
Terakhir, ucapan terima kasih kami sampaikan kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam menyelesaikan makalah ini. Selain itu, kami juga berterima kasih kepada para penulis yang tulisannya kami kutip sebagai bahan rujukan.



Pangkah ,        Oktober  2015

Penulis


BAB I
PENDAHULUAN

A.     Latar Belakang
Jumlah Penduduk Indonesia sekarang ini kurang lebih 250 ribu juta orang. Mayoritas dari penduduk Indonesia berada dalam garis kemiskinan. Karena kondisi mereka yang berada dalam garis kemiskinan, mereka sering sekali mengabaikan masalah pendidikan, mereka tidak memperdulikan tentang pentingnya ilmu. Mereka menghabiskan waktu mereka hanya untuk mencari sesuap nasi tanpa meluamgkan waktu untuk mencari ilmu.
Kondisi ini juga tidak mutlak bahwa orang yang berada dalam garis kemiskinan malas untuk mencari ilmu, sebagian dari pelajar kita yang mungkin bisa dikatakan orang kecukupan. Mereka pun sering sekali mengabaikan pendidikannya. Mereka pergi ke sekolah hanya untuk main-main bersama teman-teman mereka, sehingga mereka pun sering sekali terlibat tawuran antar siswa sekolah. Mereka harusnya bersyukur bahwa mereka dapat mengenya, pendidikan.
Dilatarbelakangi masalah ini maka saya akan menulis makalah tentang Pentingnya Ilmu.

B.     Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan makalah ini yaitu guna memenuhi tugas  Mata Pelajaran Akidah Akhlak , dan juga menambah pengetahuan penulis tentang “Pentingnya Berilmu”.

C. Rumusan Masalah
1.      Pentingnya Ilmu
2.      Adab Menuntut Ilmu
3.      Kewajiban Menuntut Ilmu
4.      Kewajiban Mengamalkan Ilmu

  


BAB II
LANDASAN TEORI


Pengertian Ilmu
Ilmu pengetahuan adalah seluruh usaha sadar untuk menyelidiki, menemukan, dan meningkatkan pemahaman manusia dari berbagai segi kenyataan dalam alam manusia .

Syarat-syarat ilmu

Berbeda dengan pengetahuanilmu merupakan pengetahuan khusus tentang apa penyebab sesuatu dan mengapa. Ada persyaratan ilmiah sesuatu dapat disebut sebagai ilmu. Sifat ilmiah sebagai persyaratan ilmu banyak terpengaruh paradigma ilmu-ilmu alam yang telah ada lebih dahulu.
1.     Objektif.  Ilmu harus memiliki objek kajian yang terdiri dari satu golongan masalah yang sama sifat hakikatnya, tampak dari luar maupun bentuknya dari dalam. Objeknya dapat bersifat ada, atau mungkin ada karena masih harus diuji keberadaannya. Dalam mengkaji objek, yang dicari adalah kebenaran, yakni persesuaian antara tahu dengan objek, sehingga disebut kebenaran objektif; bukan subjektif berdasarkan subjek peneliti atau subjek penunjang penelitian.
2.  Metodisadalah upaya-upaya yang dilakukan untuk meminimalisasi kemungkinan terjadinya penyimpangan dalam mencari kebenaran. Konsekuensinya, harus ada cara tertentu untuk menjamin kepastian kebenaran. Metodis berasal dari bahasa Yunani “Metodos” yang berarti: cara, jalan. Secara umum metodis berarti metode tertentu yang digunakan dan umumnya merujuk pada metode ilmiah.
3.    Sistematis. Dalam perjalanannya mencoba mengetahui dan menjelaskan suatu objek, ilmu harus terurai dan terumuskan dalam hubungan yang teratur dan logis sehingga membentuk suatu sistem yang berarti secara utuh, menyeluruh, terpadu , dan mampu menjelaskan rangkaian sebab akibat menyangkut objeknya. Pengetahuan yang tersusun secara sistematis dalam rangkaian sebab akibat merupakan syarat ilmu yang ketiga.
4.      Universal. Kebenaran yang hendak dicapai adalah kebenaran universal yang bersifat umum (tidak bersifat tertentu). Contoh: semua segitiga bersudut 180º. Karenanya universal merupakan syarat ilmu yang keempat. Belakangan ilmu-ilmu sosial menyadari kadar ke-umum-an (universal) yang dikandungnya berbeda dengan ilmu-ilmu alam mengingat objeknya adalah tindakan manusia. Karena itu untuk mencapai tingkat universalitas dalam ilmu-ilmu sosial, harus tersedia konteks dan tertentu pula.
Ilmu pengetahuan dibagi menjadi 2 acam :
-          Ilmu pengetahuan exacta (nyata)
-          Ilmu pengetahuan abstrak (tanpa wujud)
Kedua ilmu pengetahuan ini berasal dari penerapan indera. Semua ilmu pengetahuan baik exacta atau yang abstrak ada jalan untuk mempelajarinya  yaitu:
-           langsung atau tidak dibutuhkan guru,
-           banyak atau sedikit dipergunakan buku,
-           dasar pelajaran diletakkan pada kecerdasan otak.

Hasil pelajaran dari ilmu pengetahuan exacta atau nyata yaitu pengertian nyata, sedangkan hasil pelajaran dari ilmu pengetahuan abstrak yaitu pengertian rohani. Pengertian nyata tentang hukum-hukum alam dapat menuntun kita menyingkap rahasia alam misalkan tentang bulan, bintang, matahari, planet, atau air, tumbuhan, dll. Tetapi pengertian rohani tidak mampu menuntun kita untuk mengungkap rahasia rohani atau rahasia ketuhanan. Pengertian rohani sifatnya adalah mati sedangkan rahasia ketuhanan adalah rahasia yang sifatnya hidup atau disebut juga “Daya Hidup”. Mengapa kita katakan bahwa pengertian rohani bersifat mati, artinya ilmu pengetahuan abstrak sebatas pengertian rohani dalam diri kita itu tidak bisa tumbuh dan tidak bisa bertambah dengan sendirinya, selain dari diri kita yang berusaha untuk menambahnya dengan :
-          banyak membaca
-          menambah pelajaran
-          mengadakan diskusi dan lain sebagainya.

Dasar-Dasar Ilmu
A.      Ontologi
Setelah mengutip beberapa pendapat ahli mengenai pengertian ontologi, Amsal Bakhtiar menyimpulkan sebagai berikut.
I.                        Menurut bahasa, ontologi berasal dari bahasa Yunani yaitu On/Ontos = ada, danLogos = Ilmu. Jadi ontologi adalah ilmu tentang yang ada.
II.            Menurut istilah, ontologi adalah ilmu yang membahas tentang hakekat yang ada, yang merupakan ultimate reality baik yang berbentuk jasmani (kongkret) maupun rohani (abstrak).
Dalam pemahaman ontologi, ditemukan pandangan-pandangan pokok pemikiran sebagai berikut.
1.    Monoisme
Paham ini menganggap bahwa hakekat yang berasal dari keseluruhan itu hanyalah satu saja, tidak mungkin dua. Haruslah satu hakekat saja sebagai sumber yang asal, baik yang asal berupa materi ataupun berupa rohani. Istilah monisme oleh Thomas Davidson disebut dengan block universe. Paham ini kemudian terbagi ke dalam dua aliran:
a.    Materialisme
Aliran ini menganggap bahwa sumber yang asal itu adalah materi, bukan rohani. Aliran yang sering juga disebut dengan naturalisme beranggapan bahwa zat mati merupakan kenyataan dan satu-satunya fakta. Yang ada hanyalah materi, yang lainnya (jiwa dan ruh) tidaklah merupakan suatu kenyataan yang berdiri sendiri. Jiwa dan ruh itu hanyalah merupakan akibat saja dari proses gerakan kebenaran dengan salah satu cara tertentu.
Dalam perkembangannya, sebagai aliran yang paling tua, paham ini timbul tenggelam seiring roda kehidupan manusia yang selalu diwarnai oleh filsafat dan agama. Alasan mengapa aliran ini dapat berkembang, sehingga memperkuat dugaan bahwa yang merupakan hakekat adalah:
·         Pada pikiran yang masih sederhana, apa yang kelihatan yang dapat diraba, biasanya dijadikan kebenaran terakhir.
·         Penemuan-penemuan menunjukkan betapa bergantungnya jiwa pada badan. Oleh sebab itu, peristiwa jiwa selalu dilihat sebagai peristiwa jasmani
·         Dalam sejarahnya, manusia memang bergantung pada benda seperti padi.
b.    Idealisme
Idealisme diambil dari kata “idea” yaitu sesuatu yang hadir dalam jiwa. Aliran ini beranggapan bahwa hakekat kenyataan yang beraneka ragam itu semua berasal dari ruh atau sejenisnya, yaitu sesuatu yang tidak berbentuk dan menempati ruang. Alasan aliran ini yang menyatakan bahwa hakekat benda adalah ruhani, spirit dan sebagainya adalah:
·         Nilai ruh lebih tinggi dari badan, lebih tinggi nilainya dari materi bagi kehidupan manusia. Ruh itu dianggap sebagai hakekat sebenarnya.
·         Manusia lebih dapat memahami dirinya daripada dunia luar dirinya
·         Materi adalah kumpulan energi yang menempati ruang. Benda tidak ada, yang ada energi itu saja.
2.    Dualisme
Aliran ini memandang bahwa hakekat itu ada dua. Aliran ini berpendapat bahwa benda terdiri dari dua macam hakekat sebagai asal sumbernya yaitu hakekat materi dan hakekat ruh. Materi bukan berasal dari ruh, dan ruh bukan berasal dari benda. Keduanya sama-sama hakekat.
3.    Pluralisme
Paham ini berpandangan bahwa segenap macam bentuk merupakan kenyataan. Pluralisme bertolak dari keseluruhan dan mengakui bahwa segenap macam bentuk itu semuanya nyata. Pluralisme dalam Dictionary of Philosophy and Religion dikatakan sebagai paham yang menyatakan bahwa kenyataan alam ini tersusun dari banyak unsur, lebih dari satu atau dua entitas.
4.    Nihilisme
Nihilisme berasal dari bahasa latin yang berarti tidak ada. Doktrin tentang nihilisme sudah ada semenjak zaman Yunani Kuno, yaitu pada pandangan Gorgias yang memberikan tiga proposisi tentang realitas.
I.                        Tidak ada sesuatupun yang eksis. Realitas itu sebenarnya tidak ada.
II.            Bila sesuatu itu ada, ia tidak dapat diketahui.
III.            Sekalipun realitas itu dapat kita ketahui, ia tidak akan dapat kita beritahukan kepada orang lain.
5.    Agnostisisme
Paham ini mengingkari kesanggupan manusia untuk mengetahui hakekat benda, baik itu hakekat materi maupun hakekat ruhani. Kata agnostosisme berasal dari bahasa Grik Agnostos  yang berarti unknown. Timbulnya aliran ini dikarenakan belum dapatnya orang mengenal dan mampu menerangkan secara kongkret akan adanya kenyataan yang berdiri sendiri dan dapat kita kenal. Aliran ini dengan tegas menyangkal adanya suatu kenyataan mutlak yang bersifat trancendent. Jadi agnostisisme adalah paham pengingkaran atau penyangkalan terhadap kemampuan manusia mengetahui hakekat benda baik materi maupun ruhani.
B.       Epistimologi
Epistimologi atau teori pengetahuan ialah cabang filsafat yang berurusan dengan hakekat dan lingkup pengetahuan, pengandaian-pengandaian, dan dasar-dasarnya serta pertanggungjawaban atas pernyataan mengenai pengetahuan yang dimiliki. Pengetahuan yang diperoleh manusia melalui akal, indera, dan lain-lain mempunyai metode tersendiri dalam teori pengetahuan, di antaranya adalah.
1. Metode Induktif
Induksi adalah suatu metode yang menyimpulkan pernyataan-pernyataan hasil observasi disimpulkan dalam suatu pernyataan yang lebih umum.
2. Metode Deduktif
Deduksi adalah suatu metode yang menyimpulkan bahwa data-data empirik diolah  lebih lanjut dalam suatu sistem pernyataan yang runtut. Hal-hal yang harus ada dalam metode deduktif adalah adanya perbandingan logis antara kesimpulan-kesimpulan itu sendiri. Ada penyelidikan bentuk logis teori itu dengan tujuan apakah teori itu bersifat empiris atau ilmiah, ada perbandingan dengan teori-teori lain dan ada pengujian teori dengan jalan menerapkan secara empiris kesimpulan-kesimpulan yang bisa ditarik dari teori tersebut.
3. Metode Positivisme
Metode yang dikeluarkan oleh August Comte ini berpangkal dari apa yang telah diketahui, yang faktual, yang positif. Ia mengenyampingkan segala uraian atau persoalan di luar yang ada sebagai fakta. Oleh karena itu, metode ini menolak metafisika. Apa yang diketahui secara positif, adalah segala yang tampak dan segala gejala.
4. Metode Kontemplatif
Metode ini mengatakan adanya keterbatasan indera dan akal manusia untuk memperoleh pengetahuan, sehingga objek yang dihasilkan pun akan berbeda-beda harusnya dikembangkan suatu kemampuan akal yang disebut dengan intuisi.
5. Metode Dialektis
Dalam filsafat, dialektika mula-mula berarti metode tanya jawab untuk mencapai kejernihan filsafat. Kini, dialektika berarti tahap logika, yang mengajarkan kaidah-kaidah dan metode-metode penuturan, juga analisis sistematik tentang ide-ide untuk mencapai apa yang terkandung dalam pandangan. Dalam kehidupan sehari-hari, dialektika berarti kecakapan untuk melakukan perdebatan. Dalam teori pengetahuan, ini merupakan bentuk pemikiran yang tidak tersusun dari satu pikiran, tetapi pemikiran itu seperti dalam percakapan, bertolak paling kurang dua kutub.
C.      Aksiologi
Aksiologi berasal dari perkataan axios yang berarti nilai, dan logos yang berarti teori. Jadi aksiologi adalah teori tentang nilai. Menurut Suriasumatri, aksiologi adalah teori nilai yang berkaitan dengan kegunaan dari ilmu pengetahuan yang diperoleh.
Amsal bakhtiar telah mengutip beberapa pendapat ahli mengenai definisi aksiologi dan menyimpulkan bahwa dalam aksiologi, permasalahan utama adalah mengenai nilai. Nilai yang dimaksud adalah sesuatu yang dimiliki manusia untuk melakukan berbagai pertimbangan tentang apa yang dinilai. Teori tentang nilai yang dalam filsafat mengacu kepada permasalahan etika dan estetika.
Makna “etika” dipakai dalam dua bentuk arti. Pertama, etika merupakan suatu kumpulan pengetahuan mengenai penilaian terhadap perbuatan-perbuatan manusia. Kedua, etika merupakan suatu predikat yang dipakai untuk membedakan hal-hal, perbuatan-perbuatan, atau manusia-manusia yang lain.
Etika menilai perbuatan manusia, maka lebih tepat kalau dikatakan bahwa objek formal etika adalah norma-norma kesusilaan manusia. Dapat dikatakan pula bahwa etika mempelajari tingkah laku manusia ditinjau dari segi baik dan tidak baik di dalam suatu kondisi yang normatif, yaitu kondisi yang melibatkan norma-norma.
Estetika berkaitan dengan nilai tentang pengalaman keindahan yang dimiliki oleh manusia terhadap lingkungan dan fenomena di sekelilingnya. Menurut Kattsoff (2004) estetika merupakan suatu teori yang meliputi, (1) penyelidikan mengenai yang indah, (2) penyelidikan mengenai prinsip-prinsip yang mendasari seni, dan (3) pengalaman yang bertalian dengan seni, termasuk di dalamnya masalah penciptaan seni, penilaian terhadap seni dan perenungan terhadap seni.

Pembagian ilmu secara formal & non formal
1.formal artinya kita di tuntut mencari ilmu di lembaga pendidikan seperti sekolah dan kuliah dengan seperti ini kita pasti bisa banyak pengalaman dari teman guru dosen jadi mini sangat penting buat kita.
2.informal artinya kita di tuntut mencari ilmu melalu diri kita sendiri dengan membaca menulis dan melalui pengalaman kita sendiri ini menganut sistem OTODIDAK jadi kita harus mencari ilmu dengan diri sendiri tanpa meminta bantuan orang lain by myself saja jadi memang seharusnya ada dukungan dengan belajar dari diri sendiri tak harus melalui orang lain.
3.non formal artinya kita penting untuk mencari ilmu di luar sekolah dan selain dari diri kita kita bisa mencari ilmu lewat kursusan atau ikut majlis majlis ajian kitab jadi dengan ini kita bisa banyak punya ilmu sehingga sedikit demi sedikit kita punya ilmu yang banyak dan bermanfaat.

Hadits menuntut ilmu
سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُوْلُ: مَنْ سَلَكَ طَرِيْقًا يَبْتَغِىْ فِيْهِ عِلْمًا سَهَّلَ اللهُ لَهُ طَرِيْقًا اِلَى الْجَنَّةِ وَإِنَّ الْمَلاَ ئِكَةَ لَتَضَعُ أَجْنِحَتَهَا رِضَاءً لِطَلِبِ الْعِلْمِ وَإِنَّ الْعَالِمَ لَيَسْتَغْفِرُلَهُ مَنْ فِى السَّمَوَاتِ وَمَنْ فِى الاَرْضِ حَتَّى الْحِيْتََانُ فِى الْمَإِ وَفَضْلُ الْعَالِمِ عَلَىالْعَابِدِ كَفَضْلِ الْقَمَرِ عَلَى سَائِرِالْكَوَاكِبِ إِنَّ الْعُلَمَاءَ وَرَثَةُ الأَنْبِيَاءَ إِنَّ الأَنْبِيَاءَ لَمْ يُوَرِّثُوْا دِيْنَاَرًا وَلادِرْهَمًا إِنَّمَا وَرَثُوْا الْعِلْمَ فَمَنْ أَخَذَ بِهِ اَخَذَ بِحَظِّ وَا فِرٍ (رواه أبو داود و الترميذى وله اللفظ )
Artinya:
Aku telah mendengar Rosulullah saw, bersabda:barang siapa yang menempuh suatu jalan dalam rangka menuntut ilmu,niscahya Allah akan memudahkan baginya jalan menuju ke surga.sesungguhnya para Malaikat benar-benar meletakkan sayapnya karena rida kepada penuntut ilmu. Sesungguhnya orang alim itu benar-benar dimintakan ampunan 0leh semua makhluk di langit dan dibumi hingga ikan-ikan yang ada di air.keutamaan orang yang alim atas yang ahli ibadah seperti keutamaan rembulan atas semua bintang-bintang.sesungguhnya ulama itu adalah pewaris nabi:sesungguhnya para nabi tidak mewariskan dinar dan tidak pula dirham melainkan mereka hanya mewariskan ilmu. Maka barang siapa yang mengambil ilmu bagian yang berlimpah.

Keterangan:
Abu darda tinggal di damaskus, lalu datang kepadanya seorang lelaki dari madinah. Abu Darda berkata kepadanya, ‘apakah gerangan yang memenyebabkan engkau datang kemari?” lelaki itu menjawab,” tiadalah aku datang kemari melainkan karena suatu hadis yang pernah kudengar darimu. “selanjutnya abu darda menceritakan hadis ini.
Para malaikat yang dimaksud di dalam hadis ini adalah yang telah disebutkan dalam hadis sebelumnya. Mereka berhenti dan mengelilingi orang-orang yang sedang menuntut ilmu untuk memperoleh bagian dari rahmat Allah yang diturunkan kepada mereka dan cahayanya. Demikian itu mereka lakukan mereka rida terhadap perbuatan orang-orang yang sedang menuntut ilmu dan sebagi penghormatan buatannya.
Yang dimaksud dengan penuntut ilmu ialah penuntut ilmu yang mengamalkan ilmunya.
Makhluk yang dilangit, maksudnya ialah para malaikat yang ada dilangit, mereka membaca tasbih seraya memuji Rabb mereka dan memintakan ampunan buat orang-orang yang dibumi. Makhluk yang dibumi, maksudnya manusia, jin dan hewan.
Al-Hiitaan, ikan-ikan;permohonan ampun ole semua makhluk yang telah disebutkan buat orang yang alim, maksudnya mereka mendoakannya. Demikian itu karena orang yang alim dengan bimbingan dengan petunjuknya kepada manusia menyebabkan ia disukai Allah SWT. Apabila Allah menyukainya, maka turut mencintainya pula semua malaikat dan makhluknya dan apabila mereka mencintainya maka mereka pasti mendoakannya. Hal ini ingsaAllah akan kami sebutkan dalam bab akhlak.
وَعَنْهُ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ  صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَامَاتَ ابْنُ آدَمَ انْقَطَعَ عَمَلُهُ إِلَّا مِنْ ثَلاثٍ: صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ, أَوْعِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ, اَوْوَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُوْلَهُ (رواه المسلم)
Artinya:
Dari Abu Hurairah r.a, dai berkata: ” Rosulullah saw bersabda: Apabila anak adam meninggal dunia, terputuslah ilmunya kecuali tiga perkara, yaitu: sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan anak sholih yang mendo’akannya. (HR. Muslim)
Pengesahan hadits:
Diriwayatkan oleh Muslim (1631)
Kandungan Hadits:
·         Anjuran untuk mempersiapkan bekal sebelum mati dengan amal-amal shalih.
·         Amal-amal shalih yang manfaatnya tetap berlanjut setelah orangnya meninggal dunia, maka pahalanya tetap mengalir kepadanya.
·         Anjuran agar melaksanakan amal kebaikan dengan cara wakaf, seperti membangun masjid, madrasah, membuat sumur, Hatau menanam pohon. Semuanya itu merupakan sedekah jariyah.
·         Disunahakan mengajarkan ilmu dan menyusun kitab-kitab yang bermanfaat. Itulah diantara ilmu nafi’ (yang bermanfaat) yang pahalanya tetap berlangsung sepanjang zaman.
·         Anjuran untuk mendidik anak dan mengajari mereka perkara yang fardhu dan sunnah, serta adab sopan santun agar mereka menjadi orang-orang shalih.
Hadits
وَعَنْ اَبِيْ اُمَامَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ  اَنَّّ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ :{ فَضْلُ الْعَالِمِ عَلَى الْعَابِدِ كَفَضْلِي عَلَى اَدْنَاكُمْ} ثُمَََّ قَاَلَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: {إِنَّ اللهَ وَ مَلائِكَتَهُ وَاَهْلَ السَّمَاوَاتِ وَالاَرْضِ حَتَّى النَّمْلَةَ فِي جُحْرِهَاوَحَتَّى الْحُوْتَ لَيَصَلُّوْنَ عَلَى مُعَلِّمِي النَّاسِ الْخَيْرَ}  (رواه الترميذىوقال حديث حسن)
Artinya:
Dari abu Ummah r.a. bahwasannya Rosululloh saw bersabda: ” keutamaan orang berilmu terhadap seorang ahli ibadah seperti keutamaan aku terhadap orang yang paling rendah diantara kamu.” Selanjutnya, Rosululloh saw bersabda: “Sesungguhnya Alloh, para Malaikat-Nya serta penghuni langit dan bumi hingga semut yang berada didalam lubangnya dan ikanpun benar-benar bersholawat untuk mereka yang mengajarkan kebaikan kepada orang-orang”. (H.R. At-Tarmidzi. Dia berkata: “Hadits hasan”)
makhluk di langit dan dibumi hingga ikan-ikan yang ada di air.keutamaan orang yang alim atas yang ahli ibadah seperti keutamaan rembulan atas semua bintang-bintang.sesungguhnya ulama itu adalah pewaris nabi:sesungguhnya para nabi tidak mewariskan dinar dan tidak pula dirham melainkan mereka hanya mewariskan ilmu. Maka barang siapa yang mengambil ilmu bagian yang berlimpah.

Keterangan:
Abu darda tinggal di damaskus, lalu datang kepadanya seorang lelaki dari madinah. Abu Darda berkata kepadanya, ‘apakah gerangan yang memenyebabkan engkau datang kemari?” lelaki itu menjawab,” tiadalah aku datang kemari melainkan karena suatu hadis yang pernah kudengar darimu. “selanjutnya abu darda menceritakan hadis ini.
Para malaikat yang dimaksud di dalam hadis ini adalah yang telah disebutkan dalam hadis sebelumnya. Mereka berhenti dan mengelilingi orang-orang yang sedang menuntut ilmu untuk memperoleh bagian dari rahmat Allah yang diturunkan kepada mereka dan cahayanya. Demikian itu mereka lakukan mereka rida terhadap perbuatan orang-orang yang sedang menuntut ilmu dan sebagi penghormatan buatannya.
Yang dimaksud dengan penuntut ilmu ialah penuntut ilmu yang mengamalkan ilmunya.
Makhluk yang dilangit, maksudnya ialah para malaikat yang ada dilangit, mereka membaca tasbih seraya memuji Rabb mereka dan memintakan ampunan buat orang-orang yang dibumi. Makhluk yang dibumi, maksudnya manusia, jin dan hewan.
Al-Hiitaan, ikan-ikan;permohonan ampun ole semua makhluk yang telah disebutkan buat orang yang alim, maksudnya mereka mendoakannya. Demikian itu karena orang yang alim dengan bimbingan dengan petunjuknya kepada manusia menyebabkan ia disukai Allah SWT. Apabila Allah menyukainya, maka turut mencintainya pula semua malaikat dan makhluknya dan apabila mereka mencintainya maka mereka pasti mendoakannya. Hal ini ingsaAllah akan kami sebutkan dalam bab akhlak.
وَعَنْهُ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ  صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَامَاتَ ابْنُ آدَمَ انْقَطَعَ عَمَلُهُ إِلَّا مِنْ ثَلاثٍ: صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ, أَوْعِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ, اَوْوَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُوْلَهُ (رواه المسلم)
Artinya:
Dari Abu Hurairah r.a, dai berkata: ” Rosulullah saw bersabda: Apabila anak adam meninggal dunia, terputuslah ilmunya kecuali tiga perkara, yaitu: sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan anak sholih yang mendo’akannya. (HR. Muslim)
Pengesahan hadits:
Diriwayatkan oleh Muslim (1631)
Kandungan Hadits:
·         Anjuran untuk mempersiapkan bekal sebelum mati dengan amal-amal shalih.
·         Amal-amal shalih yang manfaatnya tetap berlanjut setelah orangnya meninggal dunia, maka pahalanya tetap mengalir kepadanya.
·         Anjuran agar melaksanakan amal kebaikan dengan cara wakaf, seperti membangun masjid, madrasah, membuat sumur, Hatau menanam pohon. Semuanya itu merupakan sedekah jariyah.
·         Disunahakan mengajarkan ilmu dan menyusun kitab-kitab yang bermanfaat. Itulah diantara ilmu nafi’ (yang bermanfaat) yang pahalanya tetap berlangsung sepanjang zaman.
·         Anjuran untuk mendidik anak dan mengajari mereka perkara yang fardhu dan sunnah, serta adab sopan santun agar mereka menjadi orang-orang shalih.


Hadits
وَعَنْ اَبِيْ اُمَامَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ  اَنَّّ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ :{ فَضْلُ الْعَالِمِ عَلَى الْعَابِدِ كَفَضْلِي عَلَى اَدْنَاكُمْ} ثُمَََّ قَاَلَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: {إِنَّ اللهَ وَ مَلائِكَتَهُ وَاَهْلَ السَّمَاوَاتِ وَالاَرْضِ حَتَّى النَّمْلَةَ فِي جُحْرِهَاوَحَتَّى الْحُوْتَ لَيَصَلُّوْنَ عَلَى مُعَلِّمِي النَّاسِ الْخَيْرَ}  (رواه الترميذىوقال حديث حسن)
Artinya:
Dari abu Ummah r.a. bahwasannya Rosululloh saw bersabda: ” keutamaan orang berilmu terhadap seorang ahli ibadah seperti keutamaan aku terhadap orang yang paling rendah diantara kamu.” Selanjutnya, Rosululloh saw bersabda: “Sesungguhnya Alloh, para Malaikat-Nya serta penghuni langit dan bumi hingga semut yang berada didalam lubangnya dan ikanpun benar-benar bersholawat untuk mereka yang mengajarkan kebaikan kepada orang-orang”. (H.R. At-Tarmidzi. Dia berkata: “Hadits hasan”)

Doa menuntut ilmu
سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُوْلُ: مَنْ سَلَكَ طَرِيْقًا يَبْتَغِىْ فِيْهِ عِلْمًا سَهَّلَ اللهُ لَهُ طَرِيْقًا اِلَى الْجَنَّةِ وَإِنَّ الْمَلاَ ئِكَةَ لَتَضَعُ أَجْنِحَتَهَا رِضَاءً لِطَلِبِ الْعِلْمِ وَإِنَّ الْعَالِمَ لَيَسْتَغْفِرُلَهُ مَنْ فِى السَّمَوَاتِ وَمَنْ فِى الاَرْضِ حَتَّى الْحِيْتََانُ فِى الْمَإِ وَفَضْلُ الْعَالِمِ عَلَىالْعَابِدِ كَفَضْلِ الْقَمَرِ عَلَى سَائِرِالْكَوَاكِبِ إِنَّ الْعُلَمَاءَ وَرَثَةُ الأَنْبِيَاءَ إِنَّ الأَنْبِيَاءَ لَمْ يُوَرِّثُوْا دِيْنَاَرًا وَلادِرْهَمًا إِنَّمَا وَرَثُوْا الْعِلْمَ فَمَنْ أَخَذَ بِهِ اَخَذَ بِحَظِّ وَا فِرٍ (رواه أبو داود و الترميذى وله اللفظ )
Artinya:
Aku telah mendengar Rosulullah saw, bersabda:barang siapa yang menempuh suatu jalan dalam rangka menuntut ilmu,niscahya Allah akan memudahkan baginya jalan menuju ke surga.sesungguhnya para Malaikat benar-benar meletakkan sayapnya karena rida kepada penuntut ilmu. Sesungguhnya orang alim itu benar-benar dimintakan ampunan 0leh semua




BAB III
PENUTUP

A.     KESIMPULAN
Allah telah memberikan anugerah yang cukup besar kepada manusia yaitu akal dan pikiran. Dengan akal manusia bisa mencari tahu sesuatu hal-hal yang baru. Dengan mencari sesuatu hal-hal yang baru jika dapat diketahui maka manusia sudah mendapatkan ilmu . Dengan pikiran manusia dapat membedakan mana yang baik dan mana buruk Ilmu merupakan suatu jalan untuk menuju ke syurga. Sebagaimana sabda rasulullah SAW yang artinya :“segala sesuatu yang ada jalannya dan jalan menuju surga adalah ilmu” orang yang paling utama diantara manusia adalah orang  mukmin yang mempunyai ilmu,dimana kalau dibutuhkan(orang)dia membawa manfaat /memberi petunjuk dan dikala sedang tidak dibutuhkan dia memperkaya /menambah sendiri pengetahuannya.

B.     SARAN
Berikut saran-saran yang penulis tuaikan dalam tulisan ini sebagai evaluasi penulis sendiri dan semoga bermanfaat bagi para pembaca. Saran yang penulis ajukan yaitu:  kita sebagai pelajar harus dapat memanfaatkan waktu yang singkat ini guna menuntut ilmu sebanyak-banyaknya, untuk bekal di hari mendatang dan bekal di akhirat nanti.  
Demikian makalah yang kami tulis sekiranya mohon maaf apabila ada kesalahan dalam penulisan kami hanya pelajar yang miskin ilmu , kritik dan saran yang membangun guna perbaikan dimasa mendatang sangat kami harapkan. Terima kasih.


0 komentar

Post a Comment