Wednesday, 21 October 2015

MAKALAH SISTEM EKONOMI NEOLIBERALISME

BERIKUT INI ADALAH MAKALAH SISTEM EKONOMI NEOLIBERALISME SILAHKAN DOWNLOAD DISINI VERSI WORD , ATAU BACA DIBAWAH INI ,


MAKALAH
SISTEM EKONOMI NEOLIBERAL


 








                                               


KATA PENGANTAR

Bismillahhirahmannirahim
              Segala puja puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah swt, yang telah memberikan limpahan karunia-Nya kepada kita semua sehingga pada hari ini kita masih dapat membaca makalah ini, dan telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk menyelesaikan tugas yang diberikan tepat pada waktunya.
              Selama menulis makalah ini pasti ada hambatan dan keselahan dikarenakan sedikitnya pengetahuan penulis terhadap materi yang diangkat, karena campur tangan dari beberapa pihak akhirnya penulis dapat menyelesaikan makalah ini, maka dari itu dengan kerendahan hati penulis ucapakan banyak terima kasih kepada seluruh pembimbing yang telah membimbing selama proses penyusunan, dan akhirnya tersusunlah makalah yang diberi judul “ Sistem Ekonomi Liberal”.
              Penulis hanyalah manusia biasa yang pastinya memiliki segala kekurangan karena kesempurnaan hanya milik Allah swt, maka dari itu kritik dan saran yang membangun guna penyempurnaan makalah ini sangat penulis harapkan, semoga makalah ini berguna bagi pembaca dan berguna bagi generasi yang akan datang, terimakasih.

Slawi,       Oktober 2015
Penulis





                                                         



BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
      Baru –baru ini kita mendengar melonjaknya tenaga kerja dari Cina masuk wilayah Indonesia kita pasti berfikir bagaimana ini pemerintahan di Negara kita saja sedang banyak kasus PHK kenapa tenga kerja asing malah masuk wilayah kita, apakah Negara kita ini menganut sistem ekonomi neoliberalisme?.
     Sebelum lebih lanjut menghakimi pemerintahan kita sebagai penganut sistem  ekonomi neoliberalisme ada baiknya kita mengetahui terlebih dahulu apa arti dari neoliberalisme, sejarah terjadinya sistem ekonomi neoliberalisme dampak positif dan negatif, tujuan, ciri-ciri, dan pegaruh bagi Negara Indonesia jika menganut sistem ekonomi neoliberalisme. Sebagai tugas mata kuliah ekonomi dan menambah ilmu pengetahuan  penulis akan membahas mengenai system ekonomi neoliberalisme

B.     Tujuan Penulisan
-          Sebagai Tugas Mata Kuliah Ekonomi
-          Menambah pengetahuan tentang sistem ekonomi neoliberalisme

C.    Rumusan Masalah
1.      Definisi system ekonomi neoliberalisme ?
2.      Sejarah terjadinya system ekonomi neoliberalisme?
3.      Tujuan system ekonomi neoliberalisme ?
4.      Ciri-ciri system ekonomi neoliberalisme
5.      Dampak positif negatif system ekonomi neoliberalisme
6.      Pengaruh bagi perekonomian di Indonesia






BAB II
LANDASAN TEORI

A.    Definisi Sistem Ekonomi Neoliberalisme
Neoliberalisme adalah paham ekonomi yang mengutamakan sistem Kapitalis Perdagangan Bebas, Ekspansi Pasar, Privatisasi/Penjualan BUMN, Deregulasi/ penghilangan campur tangan pemerintah, dan pengurangan peran negara dalam layanan sosial (Public Service) seperti pendidikan, kesehatan, dan sebagainya. Neoliberalisme dikembangkan tahun 1980 oleh IMF, Bank Dunia, dan Pemerintah AS (Washington Consensus). Bertujuan untuk menjadikan negara berkembang sebagai sapi perahan AS dan sekutunya/MNC.
Sesuai dengan namannya, neoliberalisme adalah bentuk baru dari paham ekonomi pasar liberal. Sebagai salah satu varian dari kapitalisme yang terdiri dari merkantilisme, liberalisme, keynesianisme, neoliberalisme dan neokeynesianisme, neoliberalisme adalah sebuah upaya untuk mengoreksi kelemahan yang terdapat dalam liberalisme.
Sistem ekonomi neoliberalisme menghilangkan peran negara sama sekali kecuali sebagai “regulator” atau pemberi “stimulus” (uang negara) untuk menolong perusahaan swasta yang bangkrut. Contohnya, pemerintah AS harus mengeluarkan “stimulus” sebesar US$ 800 milyar (Rp 9.600 trilyun) sementara Indonesia pada krisis moneter 1998 mengeluarkan dana KLBI sebesar Rp 144 trilyun dan BLBI senilai Rp 600 trilyun, melebihi APBN saat itu. Sistem ini berlawanan 100% dengan Sistem Komunis dimana negara justru menguasai nyaris 100% usaha yang ada.

B.     Sejarah terjadinya Sistem Ekonomi Neoliberalisme
Sejarah munculnya paham neoliberalisme, tidak lepas dari gejolak ekonomi global pasca berakhirnya Perang Dunia I. Sistem ekonomi pasar liberal yang dianut oleh negara-negara Eropa dan Amerika tidak menuai sukses. Ketika itu, pasar diyakini memiliki kemampuan untuk mengurus dirinya sendiri. Karena pasar dapat mengurus dirinya sendiri, maka membuat campur tangan negara dalam mengurus perekonomian tidak diperlukan lagi. 

Tetapi setelah perekonomian dunia terjerembab ke dalam depresi besar di tahun 1930, kepercayaan terhadap sistem ekonomi pasar liberal merosot drastis. Anggapan publik kala itu, pasar bukan hanya tidak mampu mengurus dirinya sendiri, namun juga menjadi sumber malapetaka bagi kemanusiaan. Depresi terjadi di mana-mana karena banyak yang bangkrut dan menganggur..
Menyadari kelemahan ekonomi pasar liberal tersebut, pada September 1932, sejumlah ekonom Jerman yang dimotori oleh Rustow dan Eucken mengusulkan dilakukannya perbaikan terhadap sistem ekonomi pasar dunia, yaitu dengan memperkuat peran negara sebagai pembuat kebijakan.
Pada perkembangannya,  gagasan Rostow dan Euken ini, kemudian dibawa oleh ekonom Amerika, yakni Ropke dan Simon ke Universitas Chicago untuk dikembangkan, yang menjadikan institusi pendidikan yang dinaunginya sontak terkenal dengan sebutan Chicago School. Pada akhirnya Chicago School menyempurnakan konsep ekonomi neoliberal, konsep sistem ekonomi yang dipercaya sebagai solusi menekan tingkat depresi suatu negara. Tapi, teori neoliberal yang telah siap diterapkan, ketika itu kalah pamor dari konsep negara kesejahteraan yang digagas oleh John Maynard Keynes.
Namun, kedigdayaan Keynesianisme berakhir di era tahun 1979/1980, menyusul terjadinya resesi global yang menghantam negara-negara Eropa dan Amerika. Terpilihnya Ronald Reagan sebagai Presiden Amerika Serikat (AS) dijadikan momentum bagi Margaret Thatcher (PM Inggris) untuk memproklamirkan konsep neoliberalisme bersama Ronald Reagan. Thatcher pun mengeluarkan sebuah pernyataan There Is No Alternative (TINA)!, yang maksudnya adalah tiada pilihan lain selain dari neoliberalisme.  Thatcher sendiri menegaskan bahwa sesungguhnya neoliberalisme dapat memperkuat sistem ekonomi negara, yang menyangkut perbaikan format hubungan antara negara, warga-negara, dan perekonomian.

C.    Tujuan Sistem Ekonomi Neoliberalisme
Adapun tujuan utama ekonomi neoliberal yaitu:
1.      Pengembangan kebebasan individu untuk bersaing secara bebas-sempurna di pasar
2.      Kepemilikan pribadi terhadap faktor-faktor produksi diakui
3.      Pembentukan harga pasar bukanlah sesuatu yang alami, melainkan hasil dari penertiban pasar yang dilakukan oleh negara melalui penerbitan undang-undang (Giersch, 1961).

Berdasarkan ketiga prinsip tersebut maka peranan negara dalam neoliberalisme dibatasi hanya sebagai pengatur dan penjaga bekerjanya mekanisme pasar. Dalam perkembangannya, sebagaimana dikemas dalam paket Konsensus Washington,  peran negara dalam neoliberalisme ditekankan untuk melakukan empat hal sebagai berikut:
1)      Pelaksanaan kebijakan anggaran ketat, termasuk penghapusan subsidi
2)      Liberalisasi sektor keuangan
3)      liberalisasi perdagangan  dan
4)      pelaksanaan privatisasi BUMN (Stiglitz, 2002).

Sedangkan ekonomi kerakyatan, sebagaimana dikemukakan dalam Pasal 33 UUD 1945, adalah sebuah sistem perekonomian yang ditujukan untuk mewujudkan kedaulatan rakyat dalam bidang ekonomi. Tiga prinsip dasar ekonomi kerakyatan adalah sebagai berikut:
-          perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas azas kekeluargaan;
-          cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan yang menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh Negara
-          bumi, air, dan segala kekayaan yang terkandung didalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

Berdasarkan ketiga prinsip tersebut dapat disaksikan betapa sangat besarnya peran negara dalam sistem ekonomi kerakyatan. Sebagaimana dilengkapi oleh Pasal 27 ayat 2 dan Pasal 34,  peran negara dalam sistem ekonomi kerakyatan antara lain meliputi lima hal sebagai berikut:
-          mengembangkan koperasi
-          mengembangkan BUMN
-          memastikan pemanfaatan bumi, air, dan segala kekayaan yang terkandung didalamnya bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat;
-          memenuhi hak setiap warga negara untuk mendapatkan pekerjaan dan penghidupan yang layak;
-          memelihara fakir miskin dan anak terlantar

D.    Ciri-ciri Sistem Ekonomi Neoliberalisme
-          memfokuskan pada metode pasar bebas
-          pembatasan yang sedikit terhadap perilaku bisnis dan hak-hak milik pribadi.
-          Dalam kebijakan luar negeri, neoliberalisme erat kaitannya dengan pembukaan pasar luar negeri melalui cara-cara politis, menggunakan tekanan ekonomi, diplomasi, dan/atau intervensi militer.
-          Pembukaan pasar merujuk pada perdagangan bebas.
-          Pengurangan Subsidi
-          Mengutamakan Privatisasi/Penjualan BUMN
-          Deregulasi/Penghilangan campur tangan pemerintah
-          pengurangan peran negara dalam layanan sosial (Public Service) seperti
-          pendidikan, kesehatan, dan sebagainya.

E.     Dampak Negatif Sistem Ekonomi Neoliberalisme
Neoliberalisme secara umum berkaitan dengan tekanan politik multilateral, melalui berbagai kartel pengelolaan perdagangan seperti WTO dan Bank Dunia. Ini mengakibatkan berkurangnya wewenang pemerintahan sampai titik minimum. Neoliberalisme melalui ekonomi pasar bebas, berhasil menekan intervensi pemerintah dan melangkah sukses dalam pertumbuhan ekonomi pada kekuatan.
Neoliberalisme bertolak belakang dengan sosialisme, proteksionisme, dan environmentalisme. Secara domestik, ini tidak langsung berlawanan secara prinsip dengan proteksionisme, tetapi terkadang sebagai alat tawar untuk membujuk negara lain untuk membuka pasarnya. Neoliberalisme sering menjadi rintangan bagi perdagangan adil dan gerakan lainnya yang mendukung hak-hak buruh dan keadilan sosial yang seharusnya menjadi prioritas terbesar dari sebuah negara.
Neoliberalisme memiskinkan yang miskin, karena sistem ekonomi neoliberalisme lebih  mengutamakan kepentingan pemodal atau kapitalis atau juga investor sehingga menempatkannya diposisi sentral substansial. Sementara poisisi rakyat diletakkan pada posisi marginal residual atau pinggiran. Jelas, sistem ekonomi neoliberalisme akan menggusur rakyat miskin, pembangunan rakyat tidak inherent dengan pembangunan ekonomi. Rakyat atau kalangan kelas bawah selalu menjadi budak di negerinya sendiri. Rakyat akan berada dicengkraman kapitalisme neoliberalisme yang merupakan penghisapan dan penindasan struktural.

F.     Pengaruh Ekonomi Neoliberalisme bagi Negara Indonesia
Propaganda neoliberalisme yang dilakukan Thatcher dan Reagan seperti menemukan momentumnya. Banyak pemimpin negara dengan segera menerapkan sistem ekonomi neoliberal,  seperti Jerman, Perancis, dan negara-negara lainnya.
Kebijakan ekonomi  neoliberalisme yang dibuat oleh Thatcher dan Reagan semakin nyata diterapkan melalui kebijakan yang berkaitan dengan pasar global, seperti liberalisasi dan privatisasi,  Washington Consensus yang berperan dalam pembentukan kebijakan ekonomi yang dibuat oleh International Monetary Fund (IMF) dan World Bank, serta adanya pemfokusan pada aspek materialistik. 
Di Indonesia, pelaksanaan agenda-agenda ekonomi neoliberal secara masif berlangsung setelah perekonomian Indonesia dilanda krisis moneter pada 1997/1998. Sejumlah kebijakan ekonomi pemerintahan Jokowi tampaknya juga masih cenderung menganut paham neoliberalisme. Hal ini terindikasi pada kebijakannya yang tidak berpihak pada rakyat, seperti mengharuskan PT Pertamina bersaing dengan perusahaan minyak asing dengan standar harga yang tinggi, memberi ruang bebas kepada pihak asing untuk mengisi posisi strategis di BUMN serta akan dicabutnya subsidi listrik terhadap pemakai listrik untuk kalangan kelas bawah yaitu 450 watt dan 900 watt.
Pemerintahan yang menerapkan sistem neoliberalisme, hanya memikirkan bagaimana respon pasar dan tidak mempedulikan kondisi rakyatnya. Hal ini dapat terlihat bagaimana kebijakan pemerintahannya mencabut berbagai subsidi tanpa diberikan solusi untuk menunjang kelangsungan hidup rakyatnya.
Indonesia adalah negara yang masih menghadapi persoalan kemiskinan yang serius. Pada tahun 2010, penduduk miskin di Indonesia berjumlah 31,02 juta orang atau 13,33% dari total penduduk. Satu tahun sebelumnya, jumlah penduduk miskin Indonesia 39,30 juta atau sebesar 17,75% dari total jumlah penduduk Indonesia tahun tersebut. Angka kemiskinan ini menggunakan garis kemiskinan (poverty line) dari BPS sekitar Rp 5.500,00 per kapita per hari. Jika menggunakan garis kemiskinan Bank Dunia sebesar 2 dollar per kapita per hari, jumlah orang miskin di Indonesia mencapai lebih dari 50% dari total penduduk.
Ironisnya, masih banyak kebijakan publik di Indonesia yang pro-rich, ketimbang pro-poor. Seakan-akan negara tidak pernah dirasakan kehadirannya oleh mereka yang lemah atau dilemahkan, yang miskin atau dimiskinkan. Padahal, kebijakan publik seharusnya lebih memihak orang miskin ketimbang orang kaya. Selain jumlah penduduk miskin lebih besar daripada penduduk kaya, orang kaya memiliki sumber daya untuk menolong dirinya sendiri. Tanpa ditolong negara, orang kaya mampu menolong dirinya sendiri dan bahkan menolong orang lain.










BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Neoliberalisme paham ekonomi yang mengutamakan sistem Kapitalis Perdagangan Bebas, Ekspansi Pasar, Privatisasi/Penjualan BUMN, Deregulasi/ penghilangan campur tangan pemerintah, dan pengurangan peran negara dalam layanan sosial (Public Service).
Neoliberalisme tidak berpihak kepada rakyat miskin  lebih  mengutamakan kepentingan pemodal atau kapitalis atau juga investor sehingga menempatkannya diposisi sentral substansial. Sementara poisisi rakyat diletakkan pada posisi marginal residual atau pinggiran. Jelas, sistem ekonomi neoliberalisme akan menggusur rakyat miskin, pembangunan rakyat tidak inherent dengan pembangunan ekonomi. Rakyat atau kalangan kelas bawah selalu menjadi budak di negerinya sendiri. Rakyat akan berada dicengkraman kapitalisme neoliberalisme yang merupakan penghisapan dan penindasan struktural.
Neoliberalisme tidak cocok di Negara Indonesia yang berasaskan Pancasila yaitu “Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia “dan UUD 45 “bumi, air, dan segala kekayaan yang terkandung didalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan bagi sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat.

B.     Saran
Negara Indonesia harus kembali kepada Landasan utama yaitu UUD 45 yaitu sistem ekonomi kerakyatan yang tercantum dalam UUD 45 pasal 27 ayat 2 dan pasal 34 dan benar-benar digunakan tidak hanya menjadi wacana saja dan tidak dipergunakan untuk kepentingan pribadi dan golongan.





DAFTAR PUSTAKA




0 komentar

Post a Comment