- Pengertian Neoliberalisme
Definisi Neoliberalisme
menurut kamus besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah aliran politik ekonomi yang
muncul setelah Perang Dunia I, ditandai dengan tekanan berat pada segi positif
ekonomi pasar bebas, disertai dengan usaha menekan campur tangan pemerintah dan
konsentrasi kekuasaan swasta terhadap perekonomian, atau dapat diartikan paham
ekonomi yang mengutamakan sistem Kapitalis yang mementingkan pihak-pihak
tertentu dalam menguasai perekonomian, disini pemerintahan hanya berperan
sebagai “regulator” atau pemberi “stimulus” (uang negara) untuk menolong
perusahaan swasta yang bangkrut.
Sesuai
dengan namannya, neoliberalisme adalah bentuk baru dari paham ekonomi pasar
liberal. Sebagai salah satu varian dari kapitalisme yang terdiri dari
merkantilisme, liberalisme, keynesianisme, neoliberalisme dan neokeynesianisme,
neoliberalisme adalah sebuah upaya untuk mengoreksi kelemahan yang terdapat
dalam liberalisme.
- Sejarah Munculnya Neoliberalisme
Sejarah
munculnya paham neoliberalisme, tidak lepas dari gejolak ekonomi global pasca
berakhirnya Perang Dunia I. Sistem ekonomi pasar liberal yang dianut oleh
negara-negara Eropa dan Amerika tidak menuai sukses. Ketika itu, pasar diyakini
memiliki kemampuan untuk mengurus dirinya sendiri. Karena pasar dapat mengurus
dirinya sendiri, maka membuat campur tangan negara dalam mengurus perekonomian
tidak diperlukan lagi.
Tetapi setelah
perekonomian dunia terjerembab ke dalam depresi besar di tahun 1930,
kepercayaan terhadap sistem ekonomi pasar liberal merosot drastis. Anggapan
publik kala itu, pasar bukan hanya tidak mampu mengurus dirinya sendiri, namun
juga menjadi sumber malapetaka bagi kemanusiaan. Depresi terjadi di mana-mana
karena banyak yang bangkrut dan menganggur..
Menyadari kelemahan ekonomi pasar liberal tersebut,
pada September 1932, sejumlah ekonom Jerman yang dimotori oleh Rustow dan
Eucken mengusulkan dilakukannya perbaikan terhadap sistem ekonomi pasar dunia,
yaitu dengan memperkuat peran negara sebagai pembuat kebijakan.
Pada perkembangannya, gagasan Rostow dan Euken
ini, kemudian dibawa oleh ekonom Amerika, yakni Ropke dan Simon ke Universitas
Chicago untuk dikembangkan, yang menjadikan institusi pendidikan yang
dinaunginya sontak terkenal dengan sebutan Chicago School. Pada akhirnya
Chicago School menyempurnakan konsep ekonomi neoliberal, konsep sistem ekonomi
yang dipercaya sebagai solusi menekan tingkat depresi suatu negara. Tapi, teori
neoliberal yang telah siap diterapkan, ketika itu kalah pamor dari konsep
negara kesejahteraan yang digagas oleh John Maynard Keynes.
Namun, kedigdayaan Keynesianisme berakhir di era
tahun 1979/1980, menyusul terjadinya resesi global yang menghantam
negara-negara Eropa dan Amerika. Terpilihnya Ronald Reagan sebagai Presiden
Amerika Serikat (AS) dijadikan momentum bagi Margaret Thatcher (PM Inggris)
untuk memproklamirkan konsep neoliberalisme bersama Ronald Reagan. Thatcher pun
mengeluarkan sebuah pernyataan There Is No Alternative (TINA)!, yang maksudnya
adalah tiada pilihan lain selain dari neoliberalisme. Thatcher sendiri
menegaskan bahwa sesungguhnya neoliberalisme dapat memperkuat sistem ekonomi
negara, yang menyangkut perbaikan format hubungan antara negara, warga-negara,
dan perekonomian.
- Tujuan Neoliberalisme
Adapun tujuan utama ekonomi
neoliberal yaitu:
1.
Pengembangan kebebasan individu untuk
bersaing secara bebas-sempurna di pasar
2.
Kepemilikan pribadi terhadap
faktor-faktor produksi diakui
3.
Pembentukan harga pasar bukanlah sesuatu
yang alami, melainkan hasil dari penertiban pasar yang dilakukan oleh negara
melalui penerbitan undang-undang (Giersch, 1961).
- Dampak Negatif Neoliberalisme
Neoliberalisme tidak berpihak kepada rakyat
miskin lebih mengutamakan
kepentingan pemodal atau kapitalis atau juga investor sehingga menempatkannya diposisi
sentral substansial. Sementara poisisi rakyat diletakkan pada posisi marginal
residual atau pinggiran. Jelas, sistem ekonomi neoliberalisme akan menggusur
rakyat miskin, pembangunan rakyat tidak inherent dengan pembangunan ekonomi.
Rakyat atau kalangan kelas bawah selalu menjadi budak di negerinya sendiri.
Rakyat akan berada dicengkraman kapitalisme neoliberalisme yang merupakan
penghisapan dan penindasan struktural.
0 komentar
Post a Comment