Thursday, 22 October 2015

Pengertian, Sejarah, Tujuan, Dampak Negatif Neoliberalisme

  • Pengertian Neoliberalisme

Definisi Neoliberalisme menurut kamus besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah aliran politik ekonomi yang muncul setelah Perang Dunia I, ditandai dengan tekanan berat pada segi positif ekonomi pasar bebas, disertai dengan usaha menekan campur tangan pemerintah dan konsentrasi kekuasaan swasta terhadap perekonomian, atau dapat diartikan paham ekonomi yang mengutamakan sistem Kapitalis yang mementingkan pihak-pihak tertentu dalam menguasai perekonomian, disini pemerintahan hanya berperan sebagai “regulator” atau pemberi “stimulus” (uang negara) untuk menolong perusahaan swasta yang bangkrut.
Sesuai dengan namannya, neoliberalisme adalah bentuk baru dari paham ekonomi pasar liberal. Sebagai salah satu varian dari kapitalisme yang terdiri dari merkantilisme, liberalisme, keynesianisme, neoliberalisme dan neokeynesianisme, neoliberalisme adalah sebuah upaya untuk mengoreksi kelemahan yang terdapat dalam liberalisme.

  • Sejarah Munculnya Neoliberalisme

Sejarah munculnya paham neoliberalisme, tidak lepas dari gejolak ekonomi global pasca berakhirnya Perang Dunia I. Sistem ekonomi pasar liberal yang dianut oleh negara-negara Eropa dan Amerika tidak menuai sukses. Ketika itu, pasar diyakini memiliki kemampuan untuk mengurus dirinya sendiri. Karena pasar dapat mengurus dirinya sendiri, maka membuat campur tangan negara dalam mengurus perekonomian tidak diperlukan lagi. 

Tetapi setelah perekonomian dunia terjerembab ke dalam depresi besar di tahun 1930, kepercayaan terhadap sistem ekonomi pasar liberal merosot drastis. Anggapan publik kala itu, pasar bukan hanya tidak mampu mengurus dirinya sendiri, namun juga menjadi sumber malapetaka bagi kemanusiaan. Depresi terjadi di mana-mana karena banyak yang bangkrut dan menganggur..
Menyadari kelemahan ekonomi pasar liberal tersebut, pada September 1932, sejumlah ekonom Jerman yang dimotori oleh Rustow dan Eucken mengusulkan dilakukannya perbaikan terhadap sistem ekonomi pasar dunia, yaitu dengan memperkuat peran negara sebagai pembuat kebijakan.
Pada perkembangannya,  gagasan Rostow dan Euken ini, kemudian dibawa oleh ekonom Amerika, yakni Ropke dan Simon ke Universitas Chicago untuk dikembangkan, yang menjadikan institusi pendidikan yang dinaunginya sontak terkenal dengan sebutan Chicago School. Pada akhirnya Chicago School menyempurnakan konsep ekonomi neoliberal, konsep sistem ekonomi yang dipercaya sebagai solusi menekan tingkat depresi suatu negara. Tapi, teori neoliberal yang telah siap diterapkan, ketika itu kalah pamor dari konsep negara kesejahteraan yang digagas oleh John Maynard Keynes.
Namun, kedigdayaan Keynesianisme berakhir di era tahun 1979/1980, menyusul terjadinya resesi global yang menghantam negara-negara Eropa dan Amerika. Terpilihnya Ronald Reagan sebagai Presiden Amerika Serikat (AS) dijadikan momentum bagi Margaret Thatcher (PM Inggris) untuk memproklamirkan konsep neoliberalisme bersama Ronald Reagan. Thatcher pun mengeluarkan sebuah pernyataan There Is No Alternative (TINA)!, yang maksudnya adalah tiada pilihan lain selain dari neoliberalisme.  Thatcher sendiri menegaskan bahwa sesungguhnya neoliberalisme dapat memperkuat sistem ekonomi negara, yang menyangkut perbaikan format hubungan antara negara, warga-negara, dan perekonomian.

  • Tujuan Neoliberalisme

Adapun tujuan utama ekonomi neoliberal yaitu:
1.      Pengembangan kebebasan individu untuk bersaing secara bebas-sempurna di pasar
2.      Kepemilikan pribadi terhadap faktor-faktor produksi diakui
3.      Pembentukan harga pasar bukanlah sesuatu yang alami, melainkan hasil dari penertiban pasar yang dilakukan oleh negara melalui penerbitan undang-undang (Giersch, 1961).

  • Dampak Negatif Neoliberalisme


Neoliberalisme tidak berpihak kepada rakyat miskin  lebih  mengutamakan kepentingan pemodal atau kapitalis atau juga investor sehingga menempatkannya diposisi sentral substansial. Sementara poisisi rakyat diletakkan pada posisi marginal residual atau pinggiran. Jelas, sistem ekonomi neoliberalisme akan menggusur rakyat miskin, pembangunan rakyat tidak inherent dengan pembangunan ekonomi. Rakyat atau kalangan kelas bawah selalu menjadi budak di negerinya sendiri. Rakyat akan berada dicengkraman kapitalisme neoliberalisme yang merupakan penghisapan dan penindasan struktural.




0 komentar

Post a Comment